Selasa, 10 Mei 2016



Pentingnya Coaching dan Konseling dalam Meningkatkan Efetivitas Organisasi


S

aat ini banyak para perusahaan yang mengeluhkan tentang kualitas para karyawannya, dan kebanyakan masih belum paham untuk mengatasinya seperti apa. Karyawan yang berkualitas dalam arti memiliki kemampuan, kecakapan dan keterampilan kerja yang baik pada saat ini memang sangat diperlukan, sejalan dengan semakin kompleksnya beban diorganisasi. Lemahnya kualitas sumber daya karyawan tentu juga akan mengakibatkan lemahnya organisasi. Keberadaan karyawan dalam suatu organisasi mempunyai peran yang sangat strategis untuk melaksanakan tugas dan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun jatidiri seorang karyawan yang berguna dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan adalah karyawan yang penuh kesetiaan dan ketaatan terhadap organisasi, serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna, bersih, berkualitas tinggi, serta sadar akang tanggung jawabnya. Salah satu pendekatan dalam upaya menigkatkan kinerja karyawan adalah dengan metode bertatap muka antara atasan dengan bawahannya, atau dengan metode “Coaching dan Konseling”. Metode ini adalah merupakan jalan keluar dari setiap permasalahan perusahaan yang ada, agar para karyawan lebih berkembang serta dapat mencapai sasaran kerjanya. Bagaimana sih peran pentingnya metode ini? Berikut saya akan jelaskan bagaimana pentingnya metode Coaching dan Konseling ini.

Pengertian
Coaching adalah suatu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan kapasitas setiap orang sehingga berhasil mencapai sasaran kerjanya. Coaching dapat dilakukan kapan saja supervisor merasa perlu, tidak bergantung pada jadwal tertentu.
Sedangkan, Konseling adalah teknik untuk meningkatkan efektifitas perilaku dan sikap mental agar sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Konseling ini dapat dilakukan jika setelah coaching dilakukan tidak membuahkan hasil atau perubahan atau peningkatan kinerja dari bawahannya. Konseling ini lebih mengarah pada aspek psikologis dari individu tersebut, sehingga untuk melaksanakan konseling ini seorang manajer/supervisor perlu dibekali dengan kebutuhan dan ketrampilan untuk memahami kebutuhan-kebutuhan psikologis tersebut.

Coaching
Adalah proses pengarahan yang dilakukan atasan/senior untuk melatih dan memberikan orientasi kepada bawahannya tentang realitas ditempat kerja dan membantu mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal. Coaching ini dapat ditarik batasan bahwa manajer sebagai coach adalah the expert, artinya pusat dari ketermapilan pada skill coaching ada pada diri manajer. Manajer harus bertindak untuk mendemonstrasikan seluruh skills dan experience mereka agar dapat diidentifikasi oleh karyawannya.
Manajer menggunakan coaching untuk masalah kinerja berkaitan keterampilan/kompetensi teknik/pekerjaan. Manajer menggunakan konseling untuk masalah kinerja berkaitan masalah sikap, mental, kepribadian, attitude, dll.
Sebagai contoh, coaching ditujukan untuk karyawan perusahaan otomotif yang “belum tahu tentang mesin-mesin” sehingga ia sering mengalami kesalahan dalam mengatasi mesin. Jadi, para atasannya harus mengajari ia yang belum paham.

Konseling
Adalah sekumpulan teknik, keterampilan dan sikap untuk membantu dalam hal ini karyawan untuk mngelola permasalahan mereka sendiri dengan menggunakan sumber-sumber daya mereka sendiri. Dapat ditarik batasan bahwa manajer sebagai konselor bukanlah penyelamat, tetapi fasilitator. Artinya, pusat dari masalah dan penyelesaiannya ada pada karyawan. Manajer hanya bertindak merefleksikan diri dalam perasaan dan pikiran karyawan, dan berbekal pengalaman dan wawasan, setelah itu menantang karyawan untuk mnyelesaikan masalahnya sendiri.
Konseling difokuskan pada segala masalah menyangkut pekerjaan serta permasalahan pribadi atau keluarga yang apabila mengganggu performa kerja.
Sebagai contoh, konseling ditujukan untuk karyawan perusahaan otomotif yang “sudah tahu tentang mesin-mesin namun ia kepikiran tentang istrinya yang akan dioperasi” sehingga performa kerjanya pun jadi menurun.


Tujuan dan Manfaat
Memberikan penjelasan tentang cara-cara membina karyawan sebagai upaya mengembangkan keterampilannya.
Memberikan penjelasan bahwa bimbingan dapat membantu karyawan mengatasi hambatan dalam berprestasi
Memberikan penjelasan kriteria membina atau membimbing
Memberikan pedoman dalam memberi umpan balik yang efektif
Membantu merencanakan implementasi dengan mempretimbangkan prinsip-prinsip membina dan membimbing yang efektif.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar